Hari-hari berlalu seperti biasa, tidak ada yang terlalu spesial juga. Farrell, Abid dan teman-teman yang lainnya juga masih menjalani kesehariannya seperti biasa, yakni sekolah, pulang ke rumah, mengerjakan PR, tidur, repeat.
Di pagi hari Selasa yang cerah ini, mata pelajaran pertama yang diikuti kelas Abid adalah Olahraga. Fyi, Abid sebenarnya bukanlah tipe orang yang suka berolahraga, jadi hari ini ia tidak mengikuti pelajaran itu bersama beberapa teman kelasnya dengan beralasan tidak enak badan. Sangat berbeda dengan kekasihnya, Farell, yang memiliki hobi melakukan kegiatan fisik atau workout setiap minggu. Kekasihnya itu akan tetap menyempatkan waktu kosongnya untuk berolahraga meskipun ia memiliki jadwal yang sangat padat di sekolah karena jabatannya yang sebagai ketua koor Neo 1.
Dan sekarang, saat ini juga, Abid hanya duduk di koridor yang menghadap lapangan basket dengan seragam putih abu-abu nya yang menempel di badannya. Kedua bola matanya secara terus menerus mengamati teman-temannya yang sedang meregangkan tubuhnya, berlari ke sana dan ke sini, dan juga melompat-lompat kecil untuk pemanasan sebelum melakukan kegiatan permainan bola voli yang sebagai materi pada hari ini.
Dikarenakan ada rapat mendadak di ruang guru, Pak Nurdin, selaku guru olahraga kelas 11 IPA datang menuju tempat berkumpulnya anak-anak kelas 11 IPA 5, 6, dan 7 yang memiliki jadwal pelajaran olahraga pada hari ini dengan sedikit terlambat.
Setelah mengucapkan salam dan sedikit ceramah yang diberikan oleh Pak Nurdin, beliau juga tidak lupa untuk mengabsen murid-muridnya di hari ini.
“Abid Sanubrata,” panggil Pak Nurdin.
Dari sedikit kejauhan, Abid mengangkat tangannya dan menjawab, “Sakit, Pak.” Yang kemudian dibalas anggukan oleh Pak Nurdin.
“Sakit boongan itu, Pak,” ucap Kiki dengan nada bercanda. Dan dari kejauhan, Abid melotot sambil mengepalkan tangan kanannya yang diangkat, dengan maksud untuk bersiap-siap memukul Kiki.
Tak lama kemudian, kegiatan absen-mengabsen pagi ini sudah selesai dan setelah itu dilanjut dengan kegiatan permainan bola voli.
“Abeeeeeddd pesen Go-Food yuuk!” seru Kezia yang saat ini juga tidak mengikuti pelajaran olahraga.
“Mau beli apaan emangnya?”
“McD mau gak?”
“Hmm, ayok deh. Gue lagi bm sausage wrap nya.” “Okays!“
“Ajak yang lain juga biar ongkirnya murah, Kez.”
“Eeh, gue sausage wrap yang paket ya. Kayak biasanya, minumnya ganti milo ngga pake es, tapi kalo ngga bisa ganti milo, teh sosro aja ya,” tambah Abid.
“Buuuset ni bocah banyak maunya dah.” Kezia meggeleng-geleng sambil membuka aplikasi Gojek di ponselnya, dan lelaki itu membalasnya hanya dengan cengiran.
Beberapa menit berlalu.
Teman-temannya yang sedang melakukan permainan bola voli di lapangan terlihat sangat semangat, sedangkan Abid merasa bosan karena hanya mendengarkan lagu Mata Hati Telinga oleh MALIQ & D’Essentials dari headsetnya dan tangan kanannya yang dari tadi hanya digunakan untuk scroll timeline Twitternya—membaca berita-berita yang sedang ramai mengenai Ardhito Pramono yang ditangkap karena menggunakan obat-obatan terlarang.
Tak lama kemudian, handphonenya memunculkan sebuah notifikasi chat dari kekasihnya, yang sampai membuat Abid terkejut saat melihat ke depan koperasi sekolah.